Oleh: Bandeh Khudo
Yang
dibahas disini terutama filsafat Barat, karena misalnya filsafat India dan
filsafat Cina lebih bersifat mengajar bagaimana manusia mencapai “keselamatan”
(“moksa”), atau bagaimana manusia harus bertindak supaya diperoleh keseimbangan
antara dunia dan akhirat. Tak dapat diungkiri didalamnya juga ada unsur akal,
tetapi bukan produk dari refleksi yang sifatnya kritis rasional.
Ada empat
periode besar dalam filsafat Barat:
- Zaman Yunani (600 sM – 400 M);
- Zaman Patristik dan Skolastik
(300 M – 1500 M);
- Zaman Modern (1500 M – 1800 M);
- Zaman sekarang (setelah 1800
M).
Patut
dicatat bahwa tiap zaman memiliki ciri dan nuansa refleksi yang berbeda. Dalam
zaman Yunani diletakkan sendi-sendi pertama rasionalitas Barat. Zaman Patristik
dan Skolastik ditandai oleh usaha yang gigih untuk mencari keselarasan antara
iman dan akal, karena iman di hati, dan akal ada di otak. Tidak cukuplah sikap credo
quia absurdum = “aku percaya justru karena tidak masuk akal”
Tertulianus, 160-223 M. Dalam Zaman Modern direfleksikan berbagai hal
tentang rasio, manusia dan dunia. Jejak pergumulan itu terdapat dalam
aliran-aliran filsafat dewasa ini.