BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Ekonomi merupakan factor penting dalam pertumbuhan dan
pembangunan suatu negara, bahkan negara itu negara maju ataupun tidak
dapat dilihat dari tingkat dan
kestabilitasan perekonomiannya, saat ini negara maju seperti cina yang saat ini
menduduki peringkat teratas kategori yang ekonominya berkembang dengan pesat,
disaat negara-negara adidaya sedang ditimpah krisis ekonomi yang
berkepanjangan, ini membuktikan bahwa peranan ekonomi dalam kemajuan negara
sangat fundamental.
Dalam membangun sistem perekonomian yang mampu membentuk dan
membangun kesejahteraan dibutuhkanlah system yang betul betul pas dan sesuai
dengan porsinya yaitu tidak ada yang dirugikan dan tidak menimbulkan tindakan
penjajahan ekonomi secara tidak langsung, Salah satu sistem perekonomian yang
ada didunia adalah sistem ekonomi kapitalis, yaitu sistem ekonomi dimana
kekayaan produktif terutama dimiliki secara pribadi dan pruduksi terutama untuk
penjualan. Tujuan dari pemilikan pribadi tersebut adalah untuk mendapatkan
suatu keuntungan yang lumayan dari penggunaan kekayaan pruduktif.
Dan juga sistem Demokrasi ekonomi yang dipakai di Indonesia
dan kapitalisme yang dipakai Amerika .maka dari itu dalam tulisan ini kami akan
membahas sistem perekonomian kapitalis dan demokrasi ekonomi guna mengetahui bagaimana
penerapan kedua sistem ekonomi tersebut dalam prakteknya, dan juga
perbedaannya.
BAB II
PEMBAHASAN
- Pengertian Sistem Kapitalisme
Kapitalisme Secara bahasa Kapitalisme berasal dari kata kapital yang artinya Modal, isme
merupakan suku kata tambahan untuk memperkuat suku kata lain ( yang mempunyai
arti paham). jelasnya Kapitalisme
atau Kapital adalah suatu paham yang meyakini bahwa pemilik modal
bisa melakukan usahanya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya. Demi prinsip
tersebut, maka pemerintah tidak dapat melakukan intervensi pasar guna
keuntungan bersama, tapi intervensi pemerintah dilakukan secara besar-besaran
untung kepentingan-kepentingan pribadi. Walaupun demikian, kapitalisme
sebenarnya tidak memiliki definisi universal yang bisa diterima secara luas.
Beberapa ahli mendefinisikan kapitalisme sebagai sebuah sistem yang mulai
berlaku di eropa pada abad ke-16 hingga abad ke-19, yaitu pada masa
perkembangan perbankan komersial eropa di mana sekelompok individu maupun
kelompok dapat bertindak sebagai suatu badan tertentu yang dapat memiliki
maupun melakukan perdagangan benda milik pribadi, terutama barang modal,
seperti tanah dan manusia guna proses perubahan dari barang modal ke barang
jadi. Untuk mendapatkan modal-modal tersebut, para kapitalis harus mendapatkan
bahan baku dan mesin dahulu, baru buruh sebagai operator mesin dan juga untuk
mendapatkan nilai lebih dari bahan baku tersebut.
Kapitalisme memiliki sejarah yang panjang, yaitu sejak ditemukannya
sistem perniagaan yang dilakukan oleh pihak swasta. di eropa, hal ini dikenal
dengan sebutan guild sebagai cikal bakal kapitalisme. Saat ini,
kapitalisme tidak hanya dipandang sebagai suatu pandangan hidup yang
menginginkan keuntungan belaka.
A.1 Karakteristik
Sistem Kapitalisme
·
Pengakuan yang luas atas hak-hak pribadi
·
Pemilikan alat-alat produksi di tangan individu
·
Inidividu bebas memilih pekerjaan/ usaha yang
dipandang baik bagi dirinya.
·
Perekonomian diatur oleh mekanisme pasar
·
Pasar berfungsi memberikan “signal” kepada
produsen dan konsumen dalam bentuk harga-harga.
·
Campur tangan pemerintah diusahakan sekecil
mungkin. “The Invisible Hand” yang mengatur perekonomian menjadi efisien.
·
Motif yang menggerakkan perekonomian mencari
laba
·
Manusia dipandang sebagai mahluk
homo-economicus, yang selalu mengejar kepentingann (keuntungan) sendiri.
·
Paham individualisme didasarkan materialisme,
B.
Pengertian
Sistem Demokrasi Ekonomi
Demokrasi
ekonomi merupakan konsep yang digagas dan diagungkan oleh almarhum Mohammad
Hatta lebih dari setangah abad yang lalu. Pendekar demokrasi ekonomi
itulah yang merumuskan konsep demokrasi ekonomi ke dalam UUD 1945 (pada
penjelasan pasal 33 UUD 1945). Buah pikirannya yang termaktub dalam penjelasan
itu berbunyi, “Produksi dikerjakan oleh semua, untuk semua, di bawah
pimpinan atau anggota-anggota masyarakat. Kemakmuran masyarakat yang
diutamakan, bukan kemakmuran orang seorang. Sebab itu, perekonomian disusun
sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan. Bangun perusahaan
yang sesuai dengan itu ialah koperasi”.
Falsafah dalam demokrasi ekonomi meliputi pengertian bahwa kegiatan
ekonomi dilaksanakan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk sebesar-besarnya
bagi kemakmuran rakyat. Dengan demikian, konsep demokrasi ekonomi sangat
relevan dengan gerakan ekonomi kerakyatan.
Tahun 1998 wacaca ekonomi kerakyatan kembali diaktualkan sebagai
realisasi demokrasi ekonomi. Ekonomi kerakyatan dijadikan sebagai ketetapan MPR
No. XVI/1998 tentang Politik ekonomi dalam rangka demokrasi ekonomi. Isi TAP
MPR itu menyatakan bahwa ekonomi nasional diarahkan untuk menciptakan struktur
ekonomi nasional agar terwujud pengusaha menengah yang kuat dan besar
jumlahnya, serta terbentuknya keterkaitan dan kemitraan yang saling
menguntungkan agar pelaku ekonomi dan saling memperkuat untuk mewujudkan
demokrasi ekonomi dan efisiensi nasional yang berdaya saing tinggi.
Sedangkan itu, dalam pelaksanaan demokrasi ekonomi harus dihindari
terjadinya penumpukan aset dan pemusatan ekonomi pada seseorang, kelompok atau
perusahaan yang tidak sesuai dengan prinsip keadilan dan pemerataan. Berkaitan
dengan ini maka usaha kecil, menengah dan koperasi sebagai pilar utama ekonomi
nasional harus memperoleh kesempatan utama, dukungan perlindungan dan pengembangan
seluas-luasnya sebagai wujud keberpihakan yang tegas kepada kelompok ekonomi
kerakyatan, tanpa mengabaikan peranan usaha besar dan Badan Usaha Milik
Negara
.
B.1 Karakteristik Demokrasi Ekonomi
- Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan.
- Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
- Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
- Setiap warga negara diberi kebebasan memilih dan menentukan pekerjaan dan penghidupan yang layak.
- Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.
- Penggunaan sumber-sumber kekayaan dan keuangan negara atas dasar pemufakatan lembaga-lembaga perwakilan rakyat.
- Potensi, inisiatif, dan daya kreasi setiap warga negara dikembangkan sepenuhnya dalam batas-batas yang tidak merugikan kepentingan umum.
- Hak milik perorangan diakui dan pemanfaatannya tidak boleh bertentangan dengan kepentingan masyarakat.
- Perbedaan Kedua Sistem Ekonomi
Dalam
system perekonomi kapitalis
kebebasan diberikan sepenuhnya dalam segala bidang perekonomian kepada
masing-masing individu untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya.
Filsafat atau ideologi yang menjadi landasan kepada sistem ekonomi kapitalis
adalah bahwa setiap unit pelaku kegiatan ekonomi diberi kebebasan untuk
melakukan kegiatan-kegiatan yang akan memberikan keuntungan kepada dirinya,
maka pada waktu yang sama masyarakat akan memperoleh keuntungan juga. Dengan
demikian setiap orang akan bebas bersaing dengan orang lain dalam bidang
ekonomi sedangkan pada system Demokrasi ekonomi, pemerintah dan seluruh rakyat baik golongan ekonomi lemah
maupun pengusaha aktif dalam usaha mencapai kemakmuran bangsa. Selain itu,
negara berperan dalam merencanakan, membimbing, dan mengarahkan kegiatan
perekonomian. Dengan demikian terdapat kerja sama dan saling membantu antara
pemerintah, swasta, dan masyarakat.
- Penerapan kedua sistem Ekonomi dalam praktek
System kapitalisme pada prakteknya dimana
para pelaku ekonomi diberi kebebasan sebesar-besarnya untuk menguasai pasar dan
juga mendapatkan untung yang sebesar – besarnya tanpa melihat dampak social
yang terjadi di masyarakat, dengan kecendurangan inilah keruntuhan terjadi
dalam system perekonomian kapitalis karna hilangnya ke seimbangan dalam
membangun perkenomian antara pihak pmerintah dan swasta
D.1 Kebaikan-kebaikan Ekonomi Kapitalisme:
·
Lebih efisien dalam memanfaatkan sumber-sumber
daya dan distribusi barang-barang.
·
Kreativitas masyarakat menjadi tinggi karena
adanya kebebasan melakukan segala hal yang terbaik dirinya.
·
Pengawasan politik dan sosial minimal, karena
tenaga waktu dan biaya yang diperlukan lebih kecil.
D.2 Kelemahan-kelemahan
Kapitalisme
·
Tidak ada persaingan sempurna. Yang ada
persaingan tidak sempurna dan persaingan monopolistik.
·
Sistem harga gagal mengalokasikan sumber-sumber
secara efisien, karena adanya faktor-faktor eksternalitas (tidak
memperhitungkan yang menekan upah buruh dan lain-lain).
D.3
Kecenderungan Bisnis dalam Kapitalisme
Perkembangan bisnis sangat dipengaruhi oleh sistem ekonomi yang berlaku. Kecenderungan bisnis dalam kapitalisme dewasa ini adalah: adanya spesialisasi, adanya produksi massa, adanya perusahaan berskala besar, adanya perkembangan penelitian.
Perkembangan bisnis sangat dipengaruhi oleh sistem ekonomi yang berlaku. Kecenderungan bisnis dalam kapitalisme dewasa ini adalah: adanya spesialisasi, adanya produksi massa, adanya perusahaan berskala besar, adanya perkembangan penelitian.
Sedangkan daripada itu mewujudkan cita-cita demokrasi ekonomi
tidak semudah membalik telapak tangan. Sebab, demokrasi ekonomi adalah ekonomi
yang memberikan kesempatan yang adil kepada setiap pelaku ekonomi untuk
mencapai tujuannya. Karena itu, sampai sekarang, refleksi dari demokrasi
ekonomi belum dapat dicapai sepenuhnya. Belum sepenuhnya demokrasi ekonomi
dilakukan, menjadikan pelaksanaan demokrasi ekonomi perlu senantiasa mengalami
pembaruan dan penyempuranaan dari waktu ke waktu, sesuai dengan dinamika yang
berkembang dalam kehidupan masyarakat.
Upaya terus menerus untuk mencapai tingkat demokrasi yang
paling optimal dalam pembangunan ekonomi, menuntut adanya koreksi yang
berkelanjutan secara obyektif dalam praktek dan pelaksanaan demokrasi ekonomi
itu sendiri. Hal tersebut terutama dalam proses pembangunan ekonomi bangsa.
Apakah praktek dan pelaksanaan pembangunan ekonomi selama ini sudah sesuai dan
mencapai bentuk yang mencerminkan pelaksanaan nilai-nilai demokrasi di dalamnya
atau belum? Apakah sudah mantap atau belum? Kedua pertanyaan tadi menjadi alat
ukur yang harus selalu dijawab. Perkembangan inilah yang harus dipantau dan
dievaluasi secara terus menerus, kemudian dikoreksi dan disempurnakan. Dari
hasil pengamatan empiris, dapat diungkapkan bahwa secara umum pembangunan
ekonomi telah dapat dirasakan hasilnya. Walaupun, diakui masih terdapat
beberapa kekurangan antara lain kesenjangan ekonomi antar pelaku, antar
wilayah, antar sektor, dan antar kelompok pendapatan. Konstitusi maupun GBHN
sebenarnya telah memberikan arahan yang cukup jelas ke mana tatanan
perkembangan ekonomi kita seyogyanya akan dibawa. Pertumbuhan yang dipadukan
dengan pemerataan sejak semula merupakan tujuan yang ingin dicapai. Pemikiran
yang demikian menghendaki adanya mekanisme yang jelas tentang bagaimana faktor
produksi dimanfaatkan untuk mencapai hasil produksi yang tinggi, yang
diperlukan bagi kemakmuran rakyat. Lebih-lebih kita dihadapkan pada berbagai keterbatasan
ketersedian factor produksi.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
dan Saran
Setiap negara-bangsa yang eksis di atas
permukaan bumi ini dapat membangun sistem ekonominya sendiri berdasarkan
ciri-ciri dan norma-norma sosial yang berlaku secara universal tanpa harus
mencemaskan bayang-bayang sistem ekonomi besar dunia,. Karena tidak ada satupun
ketentuan yang mengharuskan untuk menganut salah satu dari beberapa system
ekonomi, maka dalam hal menentukan sistem ekonomi mana yang akan dipilih bukan
berarti (harus) memilih salah satu diantaranya.
Dalam pertumbuhan ekonomi memiliki kaitan yang
erat dengan pembangunan politik yang dijalankan oleh suatu negara. Kebijakan
pembangunan membawa dampak pada pertumbuhan ekonomi suatu negara, namun
demikian pertumbuhan ekonomi semata tidak dapat dijadikan ukuran keberhasilan
sebuah pembangunan. Pertumbuhan ekonomi pada negara terbelakang dapat
dijelaskan sebagai suatu bentuk ketergantungan dengan negara maju. Wujud
ketergantungan tersebut kini dalam bentuk kesatuan ekonomi kapitalis dunia.
Pembangunan politik negara terbelakang memiliki peran dalam menentukan
pertumbuhan ekonomi.
Kapitalisme yang telah melanda seluruh dunia mau tidak mau harus dilawan dengan mewujudkan sistem ekonomi yang mandiri. Sistem ekonomi sosialis yang selama ini dianggap sebagai tandingan dari kapitalisme pun ternyata menurut Wallerstein sama halnya dengan kapitalisme. Negara dipandang sebagai sebuah badan usaha bersama yang menguasai alat produksi dan melakukan eksploitasi. Sehingga dalam hal ini penulis sekiranya dapat memberikan saran bahwa Kemandirian ekonomi harus menjadi konsep pembangunan yang dianut negara terbelakang untuk melawan kapitalisme baik itu system ekonomi kerakyatan ataupun system yang lahir dari social kulture negara terbelakang lainnya yg pada intinya ingin mewujudkan kesejahteraan secara merata.
Kapitalisme yang telah melanda seluruh dunia mau tidak mau harus dilawan dengan mewujudkan sistem ekonomi yang mandiri. Sistem ekonomi sosialis yang selama ini dianggap sebagai tandingan dari kapitalisme pun ternyata menurut Wallerstein sama halnya dengan kapitalisme. Negara dipandang sebagai sebuah badan usaha bersama yang menguasai alat produksi dan melakukan eksploitasi. Sehingga dalam hal ini penulis sekiranya dapat memberikan saran bahwa Kemandirian ekonomi harus menjadi konsep pembangunan yang dianut negara terbelakang untuk melawan kapitalisme baik itu system ekonomi kerakyatan ataupun system yang lahir dari social kulture negara terbelakang lainnya yg pada intinya ingin mewujudkan kesejahteraan secara merata.
DAFTAR PUSTAKA
Sri-Edi Swasono,Sistem Ekonomi dan Demokrasi
Ekonomi, Universitas Indonesia. 1985
Soetrisno P. H, Kapita Selekta Ekonomi Indonesia,
Penerbit Andi, 1992
Mubyarto, Reformasi sistem ekonomi: dari kapitalisme
menuju ekonomi kerakyatan, Penerbit Aditya Media, 1998
Didik J. Rachbini, Ekonomi Politik: paradigma
dan teori pilihan public, Ghalia Indonesia, 2002
Isei, Bundling:Pemikiran Dan Permasalahan Ekonomi
Di Indonesia, Kanisius
Arifin, Imamul, Membuka Cakrawala Ekonomi,
PT Grafindo Media Pratama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar..!